Pernahkah kamu berpikir, kapan batik mulai ada? Kalau diurut-urut,
ternyata usia batik sudah sangat tua. Mungkin sudah lebih dari 500
tahun.
Dahulu, batik dikenal sebagai pakaian khusus untuk
lingkungan keraton. Bahkan, ada motif batik tertentu yang tidak boleh
dikenakan oleh orang luar keraton. Namun, kini batik milik semua orang.
Maksudnya, siapa pun boleh mengenakan batik.
Pada masa penjajahan,
terjadi pertukaran budaya. Orang-orang Belanda yang tinggal di
Indonesia harus beradaptasi dalam soal pakaian. Karena itu, banyak orang
Belanda yang mengenakan celana pangsi dengan motif batik.
Sebaliknya,
orang-orang pribumi banyak yang tertarik dengan makanan yang biasa
dikonsumsi oleh para penjajah, terutama penganan berupa roti.
Selain
tertarik untuk mengenakan pakaian berupa batik, ada beberapa warga
negara Belanda yang sangat berminat untuk mengembangkan usaha batik. Tak
mengherankan jika banyak dari mereka yang lebih hafal dan mengerti
mengenai motif-motif batik nusantara, dibanding orang pribumi.
Para
pengusaha batik asal Eropa itu memang memiliki kreasi motif batik
dengan ciri khas tersendiri. Tetapi, mereka juga mempelajari tentang
seluk beluk motif batik nusantara yang terdapat di pulau-pulau di
Indonesia.
Motif Batik Pesisir
Motif-motif
batik pesisir sangat diminati oleh kaum Indo-Eropa (warga negara Eropa
yang tinggal di Indonesia). Batik Prankemonan dan batik Pastromanan
merupakan batik-batik pesisir yang dikelola oleh kaum Indo-Eropa.
Motif
batik pesisir memiliki banyak corak, yaitu berupa motif rengrengan
besar, motif bangau, bebek ngoyor, bunga teratai, dan sepasang
cendrawasih.
Warna batik pesisir tidak sekadar cokelat atau soga,
tetapi berwarna-warni seperti merah, kuning, hijau, dan biru. Warna yang
segar inilah yang membuat batik pesisir semakin diminati.
Motif Batik Keraton
Batik-batik
yang cantik ini pada mulanya diciptakan di keraton. Pakaian ini biasa
dikenakan pada acara adat dan upacara kerajaan.
Batik-batik ini
tidak dibuat secara sembarangan. Pada proses pembuatannya, selain
memerlukan ketekunan yang tinggi, masing-masing motif batik juga
memiliki makna folosofi yang sangat dalam. Karena itulah, seperti yang
telah disebutkan di awal, ada beberapa motif batik yang tidak boleh
dikenakan oleh orang di luar keraton. Motif-motif itu adalah motif
Parang Rusak, Parang Barong, dan Udan Liris.
Motif Batik Cina
Motif-motif
batik pesisir tidak hanya dipengaruhi oleh corak Belanda, tetapi juga
dipengaruhi oleh motif Cina. Ciri khas dari batik motif Cina ini adalah
isen-isen (hiasan pengisi latar) yang padat.
Motif-motif yang
terdapat pada batik ini adalah motif burung Hong, motif Kilin, motif
Kura-kura, motif Naga, dan masih banyak lagi. Masing-masing motif
memiliki makna yang berbeda.
Nama-nama pengusaha batik Cina
Peranakan antara lain Oey Soe Tjoen (1901-1975), The Tie Siet (membuka
usaha batik pada 1920-1950an), Oey Soen King (kelahiran tahun 1861), Oey
Kok Sing, dan Oei Khing Liem (yang membuka usaha batik tahun 1910).
Motif-motif
pada batik Cina Peranakan adalah motif pagi sore, motif buket bunga
peony, motif bangau mencari kutu, motif buket bunga soka latar kawatan,
dan motif jagad manuk.
Motif Batik Jawa Timur
Jawa
Timur menyimpan 1.001 macam batik yang tersebar di seluruh daerah.
Batik-batik itu memiliki keanekaragaman motif yang sangat mengagumkan.
Setiap daerah di provinsi ini memiliki motif batik dengan ciri khas yang
berbeda-beda.
Di Bangkalan, motif batik diberi nama berdasarkan
motif pengisinya. Batik Sisik Amparan, berarti motif pengisinya berupa
bentuk yang menyerupai sisik ikan yang terhampar di seluruh permukaan.
Sisik Bulu, berarti bagian dasar motif batik ini berupa sisik yang
berbulu.
Motif batik yang terkenal dari Bangkalan ini adalah motif
Kembang Melate, motif Sekoh, motif Thong Centhong, motif Kupu-Kupu, dan
motif Koceng Arenduh.
Lain Bangkalan, lain pula motif batik
Banyuwangi. Di provinsi ini terdapat 21 motif batik, di antaranya adalah
motif Gendo Biru, motif Galaran, motif Blarak Semplah, dan motif Padas
Gempal Banyuwangi.
Meskipun batik Blitar masih dalam tahap
pengembangan, daerah ini sudah memiliki beberapa motif batik.
Motif-motif di daerah ini lebih banyak tampil dalam warna yang lembut.
Bisa dipastikan, tidak lama lagi Blitar akan memiliki lebih banyak motif
batik, sebab, saat ini banyak perajin batik Blitar yang sedang menimba
ilmu tentang perbatikan di daerah Bantul, Yogyakarta.
Motif Batik Kalimantan
Batik
Kalimantan terkenal dengan nama sasirangan. Pada dasarnya, kain ini
merupakan kain tenun tradisional yang motif-motifnya sama sekali berbeda
dengan motif batik di daerah Jawa. Bahkan, hingga saat ini terdapat dua
perbedaan pendapat. Ada yang mengatakan sasirangan adalah batik khas
Kalimantan, ada juga yang berpendapat bahwa sasirangan berbeda dengan
batik.
Motif-motif batik di Kalimantan Selatan (yang lebih dikenal
dengan sebutan kain sasirangan) meliputi motif dengan gambar-gambar
abstrak. Dan motif batik di Kalimantan Tengah (yang dikenal dengan
sebutan batik Benang Bintik), meliputi motif Elang, motif Balanga, dan
motif Batang Garing.
Motif Batik Sulawesi
Selama
ini, batik identik hanya milik Jawa. Jangan salah. Indonesia Timur pun
memiliki motif batik tersendiri. Bahkan, motif-motif batik yang ada di
Indonesia Timur memiliki ciri khas yang sangat unik. Salah satunya
adalah motif batik Sulawesi.
Batik di Sulawesi Selatan memiliki
motif batik Toraja, Makassar, dan Bugis. Batik-batik ini dibuat
menggunakan teknik yang sama persis dengan pembuatan batik di daerah
Jawa.
Sebaliknya, batik-batik di Sulawesi Tengah menggunakan bahan
baku yang didatangkan dari Jawa. Sentra pembuatan batik di daerah ini
terutama berada di Palu. Motif-motif batik yang diciptakan di Palu
adalah motif ukiran rumah adat, motif resplang, motif burung maleo,
motif bunga cengkeh, dan motif bunga merayap.
Motif Batik Papua
Corak
dan motif batik Papua sangat diminati oleh turis lokal dan mancanegara,
lho. Hal ini terjadi karena motif batik Papua benar-benar memiliki ciri
khas tersendiri. Motif asmat dan motif patung pada batik Papua tampak
sangat berbeda dari batik-batik yang dimiliki daerah lain.
Sedangkan,
motif cicak, motif buaya, dan motif berupa lingkaran-lingkaran besar
adalah beberapa motif yang digunakan karena merupakan simbol keramat
bagi masyarakat Papua.
Motif Batik Nusa Tenggara
Motif
batik yang terkenal dari Nusa Tenggara adalah batik Sasambo. Sasambo
kependekan dari Sasak Samawa Mbojo, yang merupakan batik resmi di Nusa
Tenggara Barat.
Motif batik Sasambo dominan corak geometris. Ada bentuk segitiga, bujursangkar, juga garis-garis berornamen.
Di
Nusa Tenggara Timur, pada setiap pulau juga memiliki batik dengan motif
tersendiri. Di Pulau Rote, motif daun adalah motif batik yang paling
terkenal. Sementara, di Pulau Sumba, motif batik yang paling khas adalah
motif hewan.
Batik-batik di Nusa Tenggara ini merupakan batik
tenun. Cara pembuatannya ada yang sama dengan teknik pembuatan batik
Jawa, ada juga yang berbeda.
Motif Batik Bali
Konon,
batik Bali banyak dipasok dari tanah Jawa. Namun, Bali juga memiliki
batik khas yang tidak ada atau tidak bisa diproduksi di daerah lain
karena menggunakan teknik pembuatan yang sangat sulit.
Motif-motif batik Bali antara lain adalah motif batik Alas Nagari dan motif batik Pagi Sore.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar